PIP Jatim News, Surabaya – Guna membantu meningkatkan mutu produk UMKM makanan dan minuman di Jawa Timur, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur berkolaborasi dengan BPOM dan Dekranasda Provinsi Jawa Timur menggelar kegiatan Sosialisasi Keamananan Pangan. Acara ini diselenggarakan penuh selama dua hari ke depan, mulai 21-22 Februari 2023 bertempat di Hotel Movenpick Margorejo, Surabaya. Sosialiasasi yang diadakan khusus sebagai fasilitas edukasi bagi pelaku UMKM ini disambut positif dengan dihadiri kurang lebih 60 peserta dari berbagai Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Mengawali kegiatan , Kepala Bidang Produksi dan Restrukturisasi Usaha Dinas Koperasi dan UKM (Diskop UKM) Jatim, Susanti Widyastuti menyampaikan rangkaian acara sosialiasi ini adalah implementasi dari SK Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jatim, ia berharap dengan adanya Sosialisasi Keamanan Pangan, mutu dan kualitas produk UMKM makanan dan minuman di Jawa Timur dapat menjadi lebih baik ke depannya. Oleh karena itu, para peserta yang hadir diharapkan mengambil pengetahuan dan wawasan dari para narasumber yang diundang hingga penerapannya secara nyata. Yakni mulai dari materi yang disampaikan oleh Universitas Brawijaya, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, hingga BPOM Kota Surabaya.
Baca Juga : Pimpinan Dekopinwil Jatim Dapatkan Satya Dharma Bhakti Award, Ini Kreterianya!
Menutup sambutannya Susanti menyampaikan rangkaian upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Jatim dalam mendukung UMKM makanan dan minuman di Jawa Timur, “dalam rangka implementasi perlindungan dan pemberdayaan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ini, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur memfasilitasi proses merek, sertifikasi halal, HACCP-Hazard Analysis Critical Control Point, SNI-Standar Nasional Indonesia dan Uji Nutrisi. Informasi ini bisa dapat dilihat melalui media sosial instagram Diskop UKM Jatim (diskopukm.jatim) dan website resmi Diskop UKM Jatim (https://diskopukm.jatimprov.go.id). Di tahun 2023 ini difasilitasi 138 UKM beresiko tinggi-high risk untuk sertifikasi halal, fasilitasi halal juga disediakan untuk UKM beresiko biasa/kecil. Sedangkan tahun 2022 lalu telah difasilitasi 356 UKM dari target 130 UKM”, tutup Susanti.
Selanjutnya mewakili Kepala Dinas, Sekretaris Diskop UKM Jatim, Veronica Ratih Murwani menyampaikan bahwa Koperasi dan UMKM merupakan tulang punggung perekonomian di Jawa Timur dengan nilai kontribusi sebesar 57,81 persen terhadap PDRB Provinsi. Oleh karena itu, melihat potensi KUKM yang besar ini diperlukan berbagai upaya guna mengembangkan dan memberdayakan sektor UMKM yang ada secara menyeluruh. “UKM makanan dan minuman di Jatim memiliki potensi yang tinggi, namun dalam menghadapi persaingan global masih banyak yang harus ditingkatkan. Jadi, jaminan mutu dan keamanan pangan harus terus dikembangkan sebagai syarat utama dalam parameter mutu pangan”, ungkap Ratih.
Mengingat program sertifikasi halal yang juga sedang digencarkan Pemerintah, Ratih menyampaikan memastikan keamanan pangan dalam bahan juga termasuk bagian penting di dalamnya, karena selain dinilai dari kehalalan produk, proses produksi dari awal hingga akhir yang harus bersih dan sehat juga termasuk poin yang harus dipenuhi oleh para UMKM produsen makanan dan minuman.
Baca Juga : Koperasi Simpan Pinjam Klasifikasi Usaha 3 Dan 4 Wajib Terhubung Ke PPATK
Turut menyemarakkan kegiatan, Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachin Emil Dardak berkenan hadir memberikan sambutan dan arahan. Arumi menerangkan, bahwa keamanan pangan sejatinya merupakan tanggung jawab bersama yang telah diatur khususnya dalam undang-undang No 18 Tahun 2012 pasal 68. Oleh sebab itu, dalam rangka melindungi masyarakat dari pangan yang beresiko, acara pembekalan keamanan pangan seperti yang sedang dilaksanakan saat ini penting dilaksanakan. Ia menambahkan, menjaga kemanan pangan bukan hanya tugas Pemerintah, namun masyarakat juga punya andil di dalamnya. “Jika hanya ada penjagaan dari atas ke bawah tentu tidak akan efektif, oleh karena itu, Bapak Ibu pelaku UMKM sebagai bagian dari masyarakat yang hadir diharap dapat ikut menyebar luaskan ilmu yang didapat nantinya, tidak hanya disimpan sendiri”, pesan Arumi.
Kemudian Arumi juga mengingatkan usaha menjaga mutu pangan bukan hanya tanggung jawab satu brand UMKM sendiri, karena jika ada satu UMKM yang terkena penilaian buruk, maka UMKM lain di wilayahnya dapat ikut terkena penilaian yang sama. Oleh karena itu UMKM perlu maju secara bersama-sama. Selain itu, ia juga menyampaikan pelaku UMKM makanan dan minuman yang hadir tidak perlu khawatir akan kenaikan biaya produksi dalam menjaga kemananan dan kualitas bahan pangannya. “Tidak apa lebih mahal sedikit asalkan aman. Karena setiap segmen itu punya pasarnya sendiri. Tinggal memilih, ingin jadi modern sesuai standart masyarakat atau terus di zona nyaman lalu ditinggalkan”, pungkas Arumi.
Sumber : diskopukm.jatimprov.go.id
PIP Jatim News
ASWARI Menyambut Baik Pemisahan Kementerian Koperasi Dengan UMKM
PIPJatimNews, Jakarta - Usaha koperasi yang menyangkut hajat hidup orang banyak harus dilindungi oleh negara sesuai dengan pasal 62 dan...
PDA Ngawi Siap Menjemput Koperasi Yang Berkemajuan
PIPJatimNews, Ngawi - Dalam rangka menjemput koperasi yang berkemajuan, pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024, telah diadakan pelatihan Manajemen Pengembangan...
Aswari Siap Buka Agen 46 Untuk Pewarung
PIPJatimNews, Jakarta - Rencana ASWARI dengan Kode Indonesia untuk mengembangkan usaha warungan melalui pembukaan Agen BNI 46 di setiap warung...
Ketua Dekopinwil Jatim : Koperasi Salah Urus, Pemerintah Tak Serius Majukan Koperasi
PIPJatimNews, Sumenep - Ketua Dekopinwil Jatim, Slamet Sutanto menilai pemerintah tidak serius memajukan koperasi. Malah terkesan pemerintah salah urus koperasi....
Aswari Target 100 Ribu NIB Warung Rakyat
PIPJatimNews, Jakarta - ASWARI (Asosiasi Warung Rakyat Indonesia} menargetkan 100 ribu NIB (Nomor Induk Berusaha) tahun 2025, ujar Noor Azasi,...
Asosiasi Warung Rakyat Indonesia (ASWARI): Hidupkan Kembali Lumbung Di Tingkat Produsen
PIPJatimNews, Jakarta - Interkoneksi antara Warung Rakyat atau Warungan dengan lumbung-lumbung pangan tanpa "perantara" di tengahnya salah satu masalah yang...