PIP Jatim News – Kamis (09/02) UPTP KUKM Jawa Timur kembali menggelar Pelatihan daring Sijawara+ berbasis kompetensi skema manajer/kepala cabang Koperasi dengan tema Rencana strategis (Renstra) dan RK/RAPB. Pelatihan yang diisi oleh Setiawan Anom Pribadi sebagai moderator serta Muhammad Sulton selaku narasumber ini diikuti oleh kurang lebih 150 peserta yang hadir baik melalui platform zoom meeting maupun live youtube.
Untuk membuka materi Sulton mengutip satu Hadist terkait pentingnya pemimpin yang kompeten dengan penggalan yang berbunyi,jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggu saja kehancuranya. Oleh karena itu, ia menekankan bahwa kompetensi dalam urusan pekerjaan adalah sesuatu yang tidak bisa dipandang remeh, khususnya sebagai seorang pimpinan. “Karena ibaratnya lagi, saat meminjamkan sepeda motor kita tentu juga lebih percaya untuk memberikannya kepada orang yang sudah punya surat izin mengemudi daripada yang tidak.” Jelas Sulton.
Dalam memimpin Koperasi, Rencana Strategis (Renstra) perlu dibuat dengan matang demi berlangsungnya kehidupan Koperasi di masa depan. Oleh sebab itu, memahami tentang penyusunan perencanaan strategi perlu diketahui oleh pemimpin yang baik. Sulton menjabarkan penyusunan rencana strategis dibagi menjadi lima elemen kompetensi yang berbeda. Pertama, yakni merumuskan visi, misi, tujuan, dan nilai-nilai Koperasi jasa keuangan. Sulton melambangkan visi dalam Koperasi adalah mata dalam angota tubuh manusia. Karena dengan visi kita bisa memahami tujuan yang ingin dicapai suatu organisasi di masa mendatang.Sedangkan misi merupakan langkah-langkah atau strategi yang dilakukan untuk mewujudkan visi yang telah dibuat.Dalam menyusun visi dan misi, Sulton memberikan tips berupa menyusunnya dalam format SMART (Specific, Measurable, Actionable, Realistic, Timebound). “Jadi, visi dan misi dalam Koperasi memiliki kejelasan, yakni menjadi spesifik, terukur, dapat dilaksanakan, realistis, dan bisa dicapai sesuai waktu yang telah ditentukan.” Terang Sulton. Selanjutnya,terkait tujuan organisasi ia menjelaskan bahwa tujuan organisasi pada dasarnya merupakan implementasi dari misi yang sudah dibuat, yaitu berisi pernyataan tentang apa saja yang akan dilakukan. Terakhir ada sasaran organisasi. Sasaran organisasi adalah langkah-langkah kecil yang harus diselesaikan demi mencapai tujuan yang telah dibuat sebelumnya. Sasaran ini kemudian bisa dipecah lagi menjadi action point yang diterjemahkan menjadi program kerja. Semua komponen tadibaik visi, misi, tujuan, sasaran, dan program diibaratkan sebagai satu piramida. Semuanya menerangkan hubungan antara renstra terhadap RK/RAPBK.
Elemen kedua berikutnya ialah analisis lingkungan. Dalam menganalisis lingkungan Sulton merekomendasikan untuk menggunakan metode analisis SWOT yang ditemukan oleh Albert S. Humphrey, konsultan manajemen dan bisnis ternama asal Amerika. Analisis ini mencakup faktor-faktor yang berpengaruh dalam usaha mencapai tujuan, yakni kekuatan (strengths), kelemahan (weaknessses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Faktor-faktor tersebut bisa digunakan untuk menganalisis lingkungan baik dalam lingkup internal maupun eksternal.
Selanjutnya elemen ketiga ialah soal menetapkan perencanaan yang strategis. Perencanaan strategis ini bisa dirumuskan pula menggunakan faktor-faktor dalam metode SWOT sebagaimana yang sudah disebutkan. Kemudiandapatdirumuskan lebih detail kembali menggunakan strategi IFAS-EFAS.Tepatnya seperti menguraikannya menjadi strategi SO atau menggunakan kekuatan untuk menangkap peluang, strategi STatau menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, strategi WO atau pemanfaatan peluang untuk meminimalkan kelemahan, serta strategi WT yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.
Di elemen keempat, ada penetapan sistem monitoring dan evaluasi.Setelah membuat strategi dan action plan, indikator kerja diperlukan untuk mengukur kinerja yang telah dilakukan. Indikator kerja ini bisa berupa ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran atau tujuan yang ditetapkan organisasi. Dalam penyusunannya indikator kinerja Renstra dapat dibuat dalam bentuk tabel dengan memasukkan rincian rencana pencapaian tiap tahunnya. Selanjutnya, Sulton menyebutkan bahwa dalam pembuatan indikator kerja juga bisa ditulis dengan meggunakan metode SMART tadi. Sehingga indikator menjadi spesifik, terukur, dapat dilaksanakan, realistis, dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sebagaimana yang telah ia terangkan sebelumnya.
Terakhir, setelah menyusun segala keperluan rencana strategis, hasil kegiatan dari penyusunan perencanaan strategis tadi perlu untuk dilaporkan. Hal-hal yang perlu dimuat di dalamnya antara lain seperti rumusan rencana strategis, penekanan dalam pelaksanan rencana strategis, kendala dalam penyusunanrencana strategis, serta langkah-langkah perbaikan dari evaluasi rencana strategis yang telah dilaksanakan.
Menyambung pemaparan, Sulton kemudian menerangkan materi selanjutnya mengenai analisis Program Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (PK-RAPBK). Dalam penyusunannya, terdapat banyak langkah yang perlu dilakukan. Mulai dari persiapan, analisis, pemilihan alternatif, pembuatan draft, hingga finalisasi. Sulton juga memberi catatan untuk menyusun PK-RAPBK dengan hati-hati. “Jangan pernah berani melakukan analisis hanya dengan mengawang. Harusada data dasar valid yang dijadikan landasan,” tekannya.
Selain itu, melakukan perbandingan antara Program Kerja dan RAPB juga merupakan hal yang krusial. Karena bisa dijadikan sebagai acuan perbaikan dan pengembangan organisasi Koperasi. Perbandingan Program Kerja dan RAPB antara lain meliputi realisasi program kerja, hitungan presentase pencapaian target terhadap RAPB, analisis faktor penyebab pencapaian target PK dan RAPB, faktor yang berpengaruh terhadap tercapai atau tidaknya PK dan RAPB, serta terakhir rumusan hasil analisis PK dan RAPB.
Sebelum menutup acara, Anom selaku moderator berpesan agar para peserta yang hadir bisa terus mengikuti rangkaian pelatihan yang diadakan oleh UPTP KUKM selanjutnya. Karena pelatihan ini bisa dijadikan modal awal yang tentunya sangat berguna, khususnya untuk para pengelola Koperasi yang akanmengikuti ujian sertifikasi resmi untuk mendapatkan sertifikat kompetensi dengan topik terkait.
Sumber : diskopukm.jatimprov.go.id
PIP Jatim News
PDA Ngawi Siap Menjemput Koperasi Yang Berkemajuan
PIPJatimNews, Ngawi - Dalam rangka menjemput koperasi yang berkemajuan, pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024, telah diadakan pelatihan Manajemen Pengembangan...
Ketua Dekopinwil Jatim : Koperasi Salah Urus, Pemerintah Tak Serius Majukan Koperasi
PIPJatimNews, Sumenep - Ketua Dekopinwil Jatim, Slamet Sutanto menilai pemerintah tidak serius memajukan koperasi. Malah terkesan pemerintah salah urus koperasi....
Lapenkopda Kabupaten Malang Bersama Koppas Citra Kartini Gelar Pendidikan Anggota
PIPJatimNews, Malang - Kegiatan Pendidikan Anggota (PAg) ini dilaksanakan oleh lembaga pendidikan perkoperasian (Lapenkop) Daerah Kabupaten Malang bekerjasama dengan Koppas...
Sinergi Unik Pelatihan Koperasi di ‘Aisyiyah Lumajang
PIPJatimNews, Lumajang - Pelatihan Dasar Koperasi Menuju Terbentuknya Koperasi Berbasis Syariah yang diselenggarakan selama dua hari tanggal 3 dan 4...
Teken MoU, PT. Arsynergy Nix Indonesia Pasarkan ArsyGas Melalui Koperasi
Batu, PIPJatimNews - PT. Arsynergy Nix Indonesia melakukan penandatangan MoU dengan Dekopinwil Jatim yang merupakan organisasi tunggal gerakan koperasi di...
Dua Rekomendasi Strategis dan Amanah Gerakan Koperasi Jatim Untuk Dekopinwil Jatim
PIPJatimNews, Sidoarjo - Gerakan koperasi Jatim memberikan rekomendasi dan amanah terhadap Dekopinwil JawaTimur yang di tandatangani bersama oleh peserta Rapat...